Faktor Ekonomi Pemicu Perceraian Semakin Tinggi, Benarkah ?

Ketika membicarakan soal ekonomi pasti larinya ke uang. Saya pernah memiliki pengalaman magang disalah satu pengadilan agama dimana kasus perceraian setiap tahun makin meningkat.

Usia  pun juga beragam tapi kebanyakan masih termasuk sangat muda entah mungkin salah satu
akibat pernikahan dini yang hanya didasari cinta semata tanpa memahami makna hakekat pernikahan dan rumah tangga seperti apa.

Yah seperti itulah, terkadang keuangan merupakan salah satu faktor utama yang bisa menyebabkan pertengkaran bahkan retaknya hubungan rumah tangga. Tidak jarang juga kita bisa melihat realita dalam kehidupan di sekeliling kita ataupun informasi dari media-media.

Tahu kah  karena masalah ekonomi inilah sebagian besar yang mengajukan gugatan adalah perempuan(istri). nauzubillah

Mengapa faktor ekonomi menjadi alasan pasangan suami istri bercerai ?



Dilansir dari laman antaranews.com bahwa pada awal tahun 2020 hingga februari terdapat 497 permohonan cerai gugat yang masuk ke Pengadilan Agama dan 83 cerai talak di Pengadilan Agama Cianjur (Jawa Barat).

Sejak tiga tahun terakhir cerai gugat yang diajukan pasangan perempuan angkanya terus meningkat. Peningkatan ini disebabkan karena faktor ekonomi dimana suami memiliki penghasilan yang lebih kecil atau suami tidak bekerja. Inilah alasan mengapa para perempuan menggugat cerai sebab suami hanya berpangku tangan saja sedangkan istri yang harus bekerja mencari nafkah.

Dikutip dari laman lokadata.id menjelaskan bahwa :

Perceraian karena faktor ekonomi bukan semata-mata disebabkan karena suami tidak mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Menurut psikolog klinis dewasa, Arrundina Puspita Dewi, M.Psi, penghasilan istri yang lebih besar sering kali membuat suami merasa inferior. Menimbulkan ketidaknyamanan.

Perceraian akibat faktor ekonomi bukan hanya terjadi di Indonesia. Menurut penelitian yang dipublikasikan American Sociological Review, suami tidak bekerja meningkatkan peluang perceraian sekitar 30 persen dibandingkan dengan yang memiliki karier lebih stabil.

Lantas, bagaimana sih caranya untuk mengatur keuangan rumah tangga? Apakah sesulit itu sehingga menyebabkan retaknya rumah tangga?


Dikutip dari laman resmi finance.detik.com dalam mengatur keuangan rumah tangga dibutuhkan komunikasi, artinya komunikasi secara terbuka tentang berapa besarnya uang masuk atau gaji yang diterima, terus berapa banyak pengeluaran setiap bulannya.


Ini semua harus dikomunikasikan dengan jujur dan transparan terlebih dahulu.

Ada beberapa langkah yang biasa dijalankan dalam mengatur keuangan rumah tangga, misalnya:

1.    Pastikan, berapa PENDAPATAN yang bisa kita terima setiap bulannya



Kalau untuk pekerja biasanya sudah terpola dari gaji bulanan. Tapi ada kemungkinan juga kan dari pendapatan-pendapatan lainnya, misalnya dari uang lembur, penyewaan mobil, hasil kerja sambilan, hasil bisnis dengan teman atau lain-lainlah. Nah itu semuanya dipastikan dulu berapa nilai yang akan kita terima sebagai pendapatan.

2. Sisihkan untuk TABUNGAN & INVESTASI



Ubah cara kita dalam mengelolah keuangan. Mungkin sebelumnya kalau mau menabung atau investasi kita menunggu dulu sampai ada sisa uangnya, nah sekarang di balik, SISIHKAN dulu buat tabungan dan investasi. Kalau hanya menunggu sisa, belum tentu ada sisa toh.

3. Susun BUDGET bulanan


artinya pengeluaran rutin yang biasa kita keluarkan dalam satu bulan atau 30 hari ke depan. Utamakan yang pokok-pokok dulu, dan penuhi yang sifatnya kebutuhan bukan keinginan.

4. Jangan lupa, persiapkan DANA DARURAT

Ini penting kita lakukan, agar suatu saat jika ada keperluan dana yang sifatnya mendesak/darurat kita sudah siap. Misalnya terjadi kecelakaan, rumah bocor, orang tua atau saudara sakit, atau terjadinya PHK. Kalau kita tidak mempersiapkan dana darurat ini, so kita akan kerepotan mencari dananya sementara biaya itu harus segera dibayarkan. Sudah pusing jadi tambah pusing nantinya

5. Buatlah rencana-rencana keuangan lainnya

hidup ini tidak saja hanya memikirkan untuk keperluan bulanan saja. Tapi kita juga perlu punya tujuan-tujuan keuangan masa depan. Misalnya untuk persiapan pensiun, persiapan dana pendidikan anak disekolah yang bagus, liburan keluarga, atau beribadah ke tanah suci.

Kalau kita sudah membuat langkah-langkah seperti ini dan terbuka dalam hal keuangan serta kepercayaan masing-masing pasangan juga sudah terbangun, ini semua akan menjadi gampang.

Diharapkan angka perceraian lambat laun akan semakin menurun, serta rumah tangga setiap keluarga akan terbina dengan baik. Tinggal kita perlu tahu cara yang efektif untuk mengatasi masalah keuangan dalam rumah tangga.

 Caranya pasti akan beda-beda di setiap keluarga. Namun secara umum bisa kita lakukan dengan cara:

1. Jalankan dan Patuhi Budget yang sudah kita buat dan selalu berdiskusi untuk menjalankan budget kita.

2. Usahakan masing-masing pasangan tidak menyimpan rahasia masalah keuangan. Biasakanlah selalu terbuka dan transparan, jangan ada dusta di antara kita.


3. Miliki tujuan yang sama dalam keuangan rumah tangga, harus dibicarakan dari awal. Kalau dari awal tujuannya saja sudah beda, yaaa bagaimana akhirnya?? So pasti bermasalah dong.


4. Kalau memang tidak bisa memiliki rekening bersama, tidak ada salahnya juga membuat rekening secara terpisah. Toh terkadang laki-laki dan perempuan juga punya kebutuhan masing-masing kan?


So, kesimpulannya tidak ada masalah tanpa solusi.  Dalam hubungan rumah tangga dibutuhkan kerjasama yang baik agar semua bisa diatasi dengan baik pula. Jangan lupa untuk selalu bersyukur yah.. InsyaAllah.

Wallahu a'lam.. 

Referensi:

https://lokadata.id/artikel/tingkat-perceraian-lebih-tinggi-dari-perkawinan
https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-01306996/alasan-ekonomi-dan-perselingkuhan-kasus-perceraian-meningkat?page=2
https://finance.detik.com/perencanaan-keuangan/d-3688578/faktor-ekonomi-penyebab-angka-perceraian-tinggi-ini-cara-atasinya
https://www.antaranews.com/berita/1318822/faktor-ekonomi-penyebab-tinggi-angka-perceraian-di-cianjur


Gambar : pinterest
Faktor Ekonomi Pemicu Perceraian Semakin Tinggi, Benarkah ? Faktor Ekonomi Pemicu Perceraian Semakin Tinggi, Benarkah ? Reviewed by Annisa Wally on 19:39 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.