PENDIDIKAN PANCASILA DALAM LINTASAN SEJARAH DAN MAKNA BURUNG GARUDA

 Sumber : Beritabojonegoro.com

Pancasila dalam lintasan sejarah pada dasarnya pancasila tidak lepas dari sejarah kehidupan bangsa indonesia yang dimulai pada masa kerajaan, yaitu kerajaan kutai, sriwijaya sampai majapahit.

Pancasila  merupakan  dasar  resmi Negara kebangsaan  Indonesia  sejak  18  Agustus  1945.  Hal  ini terjadi karena pada waktu itulah Pancasila disahkan oleh PPKI, lembaga atau badan konstituante yang  memiliki  kewenangan  dalam  merumuskan  dan  mengesahkan  dasar negara  Indonesia merdeka. 

Pada awal era reformasi 1998 muncul anggapan bahwa Pancasila sudah tidak berlaku lagi  karena  sebagai  produk  rezim  Orde  Baru. Anggapan  ini  muncul  karena  pada  zaman  Orde Baru  sosialisasi  Pancasila dilakukan  melalui  penataran  P-4  yang  sarat  dengan  nuansa  doktrin yang memihak kepada rezim yang berkuasa pada waktu itu.

1.Periode Pengusulan Pancasila 

Benih  nasionalisme  sudah  mulai  tertanam  kuat  dalam gerakan  Perhimpoenan  Indonesia  yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa. 

Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu teguh menghadapi penjajahan dan keterjajahan. Kemudian, disusul lahirnya  Soempah  Pemoeda  28  Oktober  1928  merupakan  momen-momen perumusan  diri  bagi bangsa Indonesia.

Perumusan   Pancasila   itu   pada   awalnya   dilakukan   dalam sidang   BPUPKI   pertama   yang dilaksanakan  pada  29  Mei  sampai  dengan  1  Juni 1945.  

BPUPKI  dibentuk  oleh  Pemerintah Pendudukan  Jepang  pada  29  April 1945  dengan  jumlah  anggota  60  orang.  Badan  ini  diketuai oleh dr. Rajiman Wedyodiningrat  yang didampingi oleh dua orang  Ketua Muda (Wakil Ketua),yaitu  Raden  Panji  Suroso  dan  Ichibangase  (orang  Jepang).  \

BPUPKI  dilantik  olehLetjen Kumakichi Harada, panglima tentara ke-16 Jepang di Jakarta, pada 28 Mei 1945. Sehari setelah dilantik, 29 Mei 1945, dimulailah sidang yang pertama dengan materi pokok pembicaraan calon dasar negara. 

Ir.  Soekarno  yang  berpidato  pada  1  Juni  1945.Pada  hari  itu,  Ir.  Soekarno  menyampaikan  lima butir gagasan tentang dasar negara sebagai berikut:

a. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia,
b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,
c. Mufakat atau Demokrasi,
d. Kesejahteraan Sosial,
e. Ketuhanan yang berkebudayaan.

2. Periode Perumusan Pancasila

Hal  terpenting  yang  mengemuka  dalam  sidang  BPUPKI  kedua  pada  10 -16  Juli 1945  adalah disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar”  yang kemudian  dikenal  dengan  nama Piagam Jakarta. Piagam Jakarta itu merupakan naskah awal pernyataan kemerdekaan Indonesia.

 Pada alinea keempat Piagam Jakarta itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut:

(1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

(2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.

(3) Persatuan Indonesia.

(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan perwakilan.

(5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang dijuluki “Piagam Jakarta” ini dikemudian  hari dijadikan “Pembukaan” UUD 1945, dengan sejumlah perubahandi sana-sini.

3. Periode Pengesahan Pancasila

 Sehari  setelah  Proklamasi  Kemerdekaan  Indonesia,yakni  18  Agustus  1945,  PPKI  bersidang untuk menentukan dan menegaskanposisi bangsa Indonesia dari semula bangsa terjajah menjadi bangsa yang merdeka.

 PPKI yang semula merupakan badan buatan pemerintah Jepang, sejak saat itu dianggap mandiri sebagai badan nasional. Atas prakarsa Soekarno, anggota PPKI ditambah 6 orang  lagi,  dengan  maksud  agar  lebih mewakili  seluruh  komponen  bangsa  Indonesia.  

Mereka adalah Wiranatakusumah,   Ki   Hajar   Dewantara,   Kasman   Singodimejo,   Sayuti   Melik,   Iwa Koesoema Soemantri, dan Ahmad Subarjo. Indonesia  sebagai  bangsa  yang  merdeka  memerlukan  perangkat  dan kelengkapan  kehidupan bernegara,  seperti: 

Dasar  Negara,  Undang-Undang Dasar,  Pemimpin  negara,  dan  perangkat pendukung lainnya. Putusan-putusan penting yang dihasilkan mencakup hal-hal berikut:

(1) Mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara (UUD ‘45) yang terdiri atas Pembukaan dan Batang   Tubuh.   Naskah   Pembukaan   berasal   dari   Piagam Jakarta   dengan   sejumlah perubahan.   Batang   Tubuh   juga   berasal   dari rancangan   BPUPKI   dengan   sejumlah perubahan pula.

(2)     Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama (Soekarno dan Hatta).

(3)       Membentuk  KNIP  yang  anggota  intinya  adalah  mantan  anggota  PPKI ditambah  tokoh-tokoh  masyarakat  dari  banyak  golongan.  Komite  ini dilantik  29  Agustus  1945  dengan ketua Mr. Kasman Singodimejo. Rumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

MAKNA LAMBANG BURUNG GARUDA SEBAGAI LAMBANG NEGARA INDONESIA

Sumber : Kependidikan.com

Penggunaan Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara juga diatur dalam UU No. 24 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa :
“Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung dengan  rantai pada leher Garuda, dan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis diatas pita yang dicengkeram oleh Garuda”.

Burung Garuda berwarna kuning emas mengepakkan sayapnya dengan gagah menoleh ke kanan. Dalam tubuhnya mengemas kelima dasar dari Pancasila.  

Di tengah tameng yang bermakna benteng ketahanan filosofis, terbentang garis tebal yang bermakna garis khatulistiwa, yang merupakan lambang geografis lokasi Indonesia. 

Secara tegas bangsa Indonesia telah memilih burung Garuda sebagai lambang kebangsaannya yang besar, karena garuda adalah burung yang penuh percaya diri, energik dan dinamis.  Ia terbang menguasai angkasa dan memantau keadaan sendiri, tak suka bergantung pada yang lain.  

Garuda yang merupakan lambang pemberani dalam mempertahankan wilayah, tetapi dia pun akan menghormati wilayah milik yang lain sekalipun wilayah itu milik burung yang lebih kecil.  

Warna kuning emas melambangkan bangsa yang besar dan berjiwa priyagung sejati.

1. Burung Garuda melambangkan kekuatan. Warna emas pada burung Garuda melambangkan kejayaan. Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia. Masing-masing simbol di dalam perisai melambangkan sila-sila dalam Pancasila, yaitu:

• Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa [sila ke-1].

• Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab [sila ke-2].

• Pohon Beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia [sila ke-3].

• Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan Perwakilan [sila ke-4].

• Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia [sila ke-5].

2. Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. 

Merah berarti berani dan putih berarti suci. Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa.

3. Makna Jumlah Bulu pada Burung Garuda

Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), antara lain:

•Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17
•Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
•Jumlah bulu dibawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
•Jumlah bulu pada leher berjumlah 45

4. Pita yang dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “walaupun berbeda beda, tetapi tetap satu”.

Referensi (Ahad, 5 April 2020) : 

https://www.kompasiana.com/dasurya/555e0ee2347b615f0d8b4567/makna-burung-garuda

https://www.timesindonesia.co.id/read/news/235920/pentingnya-pendidikan-pancasila

https://undhirabali.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/MATERI-PENDIDIKAN-PANCASILA-DAN-KEWARGANEGARAAN-PKKMB.pdf

Wallahu a’lam..
PENDIDIKAN PANCASILA DALAM LINTASAN SEJARAH DAN MAKNA BURUNG GARUDA PENDIDIKAN PANCASILA DALAM LINTASAN SEJARAH DAN MAKNA BURUNG GARUDA Reviewed by Annisa Wally on 06:34 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.