[MENDETEKSI VIRUS] : Dua Jenis Rapid Test (Antigen dan Antibodi), Mana yang Lebih Akurat ?



Sebagaimana yang kalian sudah ketahui dari pembahasan sebelumnya, dilansir dari laman alodokter.com memaparkan:

 rapid test adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona. Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus Corona.


Jadi, rapid test di sini hanyalah sebagai pemeriksaan skrining atau pemeriksaan penyaring, bukan pemeriksaan untuk mendiagnosa infeksi virus Corona atau COVID-19.

Tes yang dapat memastikan apakah seseorang positif terinfeksi virus Corona sejauh ini hanyalah pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). Pemeriksaan ini bisa mendeteksi langsung keberadaan virus Corona, bukan melalui ada tidaknya antibodi terhadap virus ini.

 
Mari kita sama-sama memahami lebih jauh lagi tentang rapid test ini.

Sebagimana yang telah saya kutip dari laman theconversation.com menjelaskan lebih lanjut tentang jenis rapid test yaitu :

Dua Jenis Rapid Test


Ada dua jenis rapid test yang ada saat ini: tes yang berdasarkan antigen, seperti dilakukan di Korea Selatan dan Malaysia, dan yang berdasarkan antibodi, seperti di Amerika Serikat dan Indonesia saat ini

RAPID TEST ANTIGEN

rapid test antigen adalah tes diagnosis cepat untuk mendeteksi keberadaan antigen yaitu benda asing dalam tubuh.

Dalam kasus ini, antigen yang dimaksud adalah virus SARS-CoV-2. Di dalam alat tes berbasis antigen terdapat antibodi yang dipakai untuk mendeteksi antigen.

Sampel pemeriksaan untuk tes cepat antigen biasanya diambil dari lendir di belakang tenggorok pasien, setelah diproses, akan diteteskan pada alat tes.

Jika terdapat antigen dalam bahan pemeriksaan maka akan terjadi penempelan dengan antibodi yang tersedia dalam alat tes. Ini artinya hasilnya positif.

RAPID TEST ANTIBODI

Sebaliknya, rapid test antibodi akan mendeteksi apakah ada antibodi dalam sampel darah yang diperiksa. Sampel untuk tes cepat antibodi adalah darah yang diambil dari ujung jari.

Dalam alat ini terdapat antigen untuk mendeteksi munculnya antibodi di tubuh pasien.

Jika pernah terpapar virus, maka akan terjadi pertemuan antara antibodi dalam darah pasien dengan antigen yang sudah ada dalam alat tes ini. Jika memang ada atau pernah terpapar virus, maka hasilnya akan positif.

Nah, dari pembahasan kedua jenis rapid test diatas mana yang lebih akurat ?


Rapid test antigen dipercaya lebih akurat dibanding rapid test antibodi karena tes yang melibatkan antigen, artinya tes yang dilakukan untukk mendeteksi virusnya bukan respons tubuh terhadap virus (antibodi).
Teknik pengambilan sampel untuk rapid test antigen juga lebih rumit jika dibanding rapid test antibodi.

Petugas kesehatan bisa mengambil darah dari ujung jari atau lipat siku seperti pengambilan darah biasa, tidak perlu menggunakan alat pelindung diri (APD) untuk tes antibodi; sedangkan untuk pemeriksaan antigen, petugas harus memakai alat pelindung diri (APD) lengkap karena ada kemungkinan perpindahan virus dari pasien kepada petugas.


Lantas, Apa kelebihan rapid test sehingga Indonesia lebih memilih memakai sistem rapid test ?


Di samping kelemahannya, masih banyak yang menggunakan rapid test karena lebih mudah.

Penggunaannya tidak memerlukan fasilitas laboratorium yang canggih dan hasilnya dapat cepat didapat untuk mengetahui apakah seseorang kemungkinan menderita atau tidak menderita COVID-19.
Dalam waktu kurang dari 1 jam biasanya sudah bisa didapatkan hasil, jauh lebih cepat dibandingkan dengan pemeriksaan yang direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu  PCR dan identifikasi urutan nukleotida (asam-ribonukleotida) virus COVID-19 yang membutuhkan waktu hingga berhari-hari.

Karena teknologinya lebih sederhana, maka harga rapid test pun lebih murah dibandingkan dengan biaya PCR.

So, Jadi Bagaimana Jika hasil rapid test seseorang corona positif?


Jika hasil rapid test corona menunjukkan hasil reaktif atau positif, penanganan lebih lanjut akan tergantung pada kondisi pasien. Berikut penjelasannya:
  1. OTG dan ODP harus melakukan karantina mandiri di rumah dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) maupun physical distancing. Pasien bisa menghubungi layanan kesehatan online untuk berkonsultasi dengan dokter.
  2. PDP yang memiliki gejala ringan harus melakukan isolasi mandiri di rumah.
  3. PDP yang mengalami gejala sedang harus melakukan isolasi diri di rumah sakit darurat.
  4. PDP dengan gejala yang makin parah, harus melakukan isolasi di rumah sakit rujukan agar bisa mnejalani pemeriksaan konfirmasi dengan swab test atau rapid test.
Sementara pasien dengan hasil tes cepat corona yang negatif tetap perlu melakukan pemeriksaan ulang dalam 7-10 hari. Bila hasilnya negatif untuk kedua kalinya, barulah pasien dianggap bebas dari infeksi virus corona.

Demikianlah pembahasan kali ini, semoga bisa menambah wawasan kita. Tetap jaga diri, kuatkan imunitas diri, jaga kesehatan mental kalian juga. Jaga jarak, cuci tangan jangan lupa untuk berdoa.


Wallahu a’lam...

Referensi :

https://theconversation.com/memahami-cara-kerja-rapid-test-covid-19-yang-hasilnya-bisa-tidak-akurat-135211

https://www.sehatq.com/tindakan-medis/rapid-test-corona

https://www.alodokter.com/kenali-apa-itu-rapid-test-untuk-virus-corona

Gambar : pinterest

https://id.pinterest.com/pin/831336412452714881/
https://id.pinterest.com/pin/862439397380987750/
https://id.pinterest.com/pin/862439397380987740/
https://id.pinterest.com/pin/695595104936706568/
https://id.pinterest.com/pin/325807354289467763/


[MENDETEKSI VIRUS] : Dua Jenis Rapid Test (Antigen dan Antibodi), Mana yang Lebih Akurat ? [MENDETEKSI VIRUS] : Dua Jenis Rapid Test (Antigen dan Antibodi), Mana yang Lebih Akurat ? Reviewed by Annisa Wally on 07:29 Rating: 5

2 comments:

Powered by Blogger.