Banyak beredar kabar-kabar miring tentang hasil tes covid- 19 dimana banyak kesalahan yang terjadi.
Sengaja saya mencari beberapa penjelasan tentang akurasi hasil dari rapid tes ini melalui berbagai laman media sosial dan juga web-web yang membahas tentang ini.
Dilansir dari laman zonasatunew.com dimana salah satu artikel menjelaskan tentang kasus virus corona di Tanzania yang awalnya 20 orang dan setelah selama sebulan melonjak naik menjadi 480 kasus.
John Magufuli (Presiden Tanzania) mencari tahu kebenaran dan tidak begitu percaya dengan lonjakan kasus yang terjadi.
Ia meragukan alat tesnya. Kemudian, Magufuli memerintahkan aparat untuk mengambil sample bukan dari manusia, tetapi dari kambing, domba, pisang dan mangga bahkan oli mobil.
Namun sebelum sampel-sample itu diserahkan ke laboratorium nasional, semua sample itu terlebih dahulu diberi nama manusia. Tentu saja tanpa sepengetahuan pihak laboratorium Sampel kambing diberi nama Zabil Hamza (30 thn, pria). Sampel domba diberi nama Sarah samuel(45 th, wanita). Mangga diberi nama Elizabeth Ane (26 th, wanita). Dan seterusnya.
Dan hasilnya, semua sampel itu dinyatakan positif terpapar corona. Presiden Magufuli merasa geli dengan hasil itu.
“Apakah semua mangga perlu di lockdown?” sindirnya.
Presiden Magufuli tidak mengatakan dari mana alat rapid tes itu berasal.
Kita lanjut ke informasi nyata dari salah satu nitizen pasca istrinya hamil dan harus melahirkan di rumah sakit. Tes awal istrinya dinyatakan positif. Karena tak percaya maka dilakukan tes untuk kedua kalinya dan hasilnya negatif.
Berikut informasinya. Dikutip dari laman detik.com dimana menjelaskan ada sebuah curhatan seorang suami bernama Erlangga Agusta tentang pengalaman istrinya saat melahirkan di tengah pandemi virus Corona. Kisah ini ia bagikan melalui akun Twitter pribadi miliknya @AnggaAgusta, Minggu (3/5/2020).
Sebelum melakukan proses persalinan, ia menceritakan bahwa istrinya dinyatakan positif COVID-19 setelah dilakukan tes corona dengan cara rapid test oleh pihak rumah sakit. Namun Erlangga merasa kurang yakin dengan hasil tes tersebut, sehingga ia meminta dokter untuk melakukan rapid test ulang, CT scan, dan tes swab kepada istrinya.
"Jam 3 sore dokter dari tim COVID datang untuk visit dan cek kondisi istri. Dokter sudah mulai menggunakan APD lengkap dan gw masih coba jelasin kenapa gw ga yakin dengan hasil Rapid Test dan minta Test ulang," jelasnya.
Hingga akhirnya tak lama anaknya berhasil dilahirkan melalui operasi caesar, dokter pun memberitahu Erlangga bahwa hasil rapid test kedua milik istrinya adalah negatif COVID-19.
"Gw dipanggil dokter dan diinfokan hasil Rapid Test istri negatif. Gw jd makin yakin bahwa hasil Rapid Test kemarin salah," ujarnya.
Lantas sebenarnya seberapa akurat tes corona dengan cara rapid test?
Menurut Direktur Laboratorium Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio, tingkat sensitivitas rapid test dalam pengujian tes corona hanya 70-90 persen.
"Rapid test kan yang dites adalah antibodi dan jenisnya banyak sekali. Itu sensitivitas dan rangenya agak lebar, ada yang bisa sampai 90 persen dan ada juga yang cuma 70 persen," kata Prof Amin kepada detikcom, Senin (4/5/2020).
"Artinya dari sepuluh kasus positif, cuma tujuh yang bisa terdeteksi," lanjutnya.
Prof Amin juga menjelaskan kemungkinan yang terjadi apabila hasil rapid test awal dinyatakan reaktif (positif), dan yang kedua kalinya justru non-reaktif (negatif) adalah karena adanya kesalahan pada bahan kimia yang digunakan dalam alat uji tersebut.
"Mungkin karena bahan kimianya yang kurang baik sehingga siapa pun yang dites pakai itu bisa positif. Jadi tesnya itu memang ada kesalahan," ucapnya.
Karena itu menurutnya rapid test tidak bisa dilakukan hanya sekali. Sebab tingkat sensitivitasnya yang kurang dan berbeda dengan tes polymerase chain reaction (PCR) yang sudah terbukti akurat dalam mendeteksi virus Corona.
Kalau (hasilnya) reaktif harusnya dikonfirmasi dengan PCR itu wajib. Kalau yang tidak reaktif harus diulang beberapa hari kemudian, harusnya dites dengan alat yang sama," tuturnya.
Jika kalian takut ke RS atau Klinik Kesehatan untuk rapid test, ikuti saran dari dokter ini :
dr Vito menjelaskan hal pertama yang harus diperhatikan adalah bila terjadi gangguan atau masalah kesehatan mendadak dan kondisinya semakin parah. Pada kondisi serangan jantung contohnya bila terasa nyeri dada seperti dihimpit yang kemudian terus menjalar ke bagian tubuh lain.
Berikut panduan dr Vito saat harus cek kesehatan ke klinik dan rumah sakit:
1. Kondisi darurat dan harus mendapat penanganan segera.
2. Pakai masker dan bawa hand sanitizer bila tidak yakin akan mudah menemukan tempat cuci tangan dengan air mengalir serta sabun
3. Hindari sentuh muka atau perbaiki masker bila belum cuci tangan
4. Hindari pegang barang-barang di rumah sakit
5. Aktif jaga jarak dengan orang lain minimal satu meter
Demikianlah informasi kali ini. Kalian bisa menarik kesimpulan sendiri karena saya pribadi tidak berhak untuk berkomentar tentang ini itu apalagi bukan ahlinya. Hanya saja saya beri saran agar tak lantas cepat mempercayai hasil rapid test karena kalian tak tau jika ada oknum-oknum yang tidak bertanggungjwab dimana hanya ingin mendapatkan uang saja.
Cukup jalani hidup santai dan sehat, penuhi makanan bernutrisi, tetap berusaha menjaga diri kalian yah.. Jangan lupa untuk meningkatkan ibadah kepada Tuhan. Semoga kita semua selalu dalam lindunganNya. Aamiin
Referensi :
http://www.zonasatunews.com/internasional/presiden-tanzania-ragukan-alat-tes-corona-buatan-china-buah-mangga-pisang-dan-oli-dites-hasilnya-positip/
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5002121/viral-cerita-suami-ragukan-hasil-tes-corona-istri-seberapa-akurat-rapid-test
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5001767/ragu-cek-kesehatan-ke-rs-karena-wabah-corona-ini-saran-dokter
Gambar :
https://id.pinterest.com/pin/604256474993577590/
https://id.pinterest.com/pin/862439397380987750/
https://id.pinterest.com/pin/862439397380987740/
https://id.pinterest.com/pin/695595104936706568/
[TES CORONA] : Kambing, Domba, Pisang, Mangga dan Oli Mobil di Tes Hasilnya Positif
Reviewed by Annisa Wally
on
18:52
Rating:
No comments: