Sadar atau tidak sadar sifat sombong atau angkuh sudah ada dalam diri manusia. Namun, ada yang bisa mendeteksinya dan berusaha memperlajari dan melepaskannya. Ada juga nih yang sudah mengetahui namun, tetap saja menyukainya.
Tak usah menuduh orang lain tentang kesombongan sebab dirimu juga memiliki sifat itu. Cukup masing-masing diri saling mengingatkan dengan memberi nasehat, saling menyadarkan. Jika tak didengarkan tak mengapa, sebab itu sudah berada diluar kuasamu sebagai manusia.
Ada ayat yang mengingatkan kita, mengajarkan kita agar tersadar dari sifat sombong yang membuat seseorang kadang tak sadar diri. Ayat dalam surat ini misalnya:
Jadi, kategori sombong dan angkuh yang dimaksud dalam kehidupan dunia ini gimana ?
Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa :
Sifat sombong merupakan perbuatan yang dilarang dan dibenci oleh Allah Ta'ala yang akan membawa manusia kepada kesesatan dan menjadikan seburuk-buruknya manusia atas sifat tersebut.
Kesombongan terkadang tidak sadari karena kesombongan ini hanya bisa di pahami kalau bercermin dan menggunakan sudut pandang orang lain (orang ketiga) dalam menilai diri sendiri. Kesombongan tersirat ini sulit dipahami karena ekspresinya tidak langsung dan akibatnya juga terjadi belakangan. (karyailmiah.unisba.ac.id)
Mari kita mentadaburi ayat diatas dengan memahami tafsirannya, serta mencari hadist yang mendukungnya.
Kategori Sombong Menurut Tafsiran Surah Lukman Ayat 18
1. Jangan sekali-kali bersifat angkuh dan sombong, membanggakan diri dan memandang rendah orang lain.
Tanda-tanda seseorang yang bersifat angkuh dan sombong itu ialah:
-Bila berjalan dan bertemu dengan orang lain, ia memalingkan mukanya, tidak mau menegur atau memperlihatkan sikap ramah.
-Berjalan dengan sikap angkuh, seakan-akan ia yang berkuasa dan yang paling terhormat.
Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung. (al-Isra'/17: 37)
Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda:
Janganlah kamu saling membenci, janganlah kamu saling membelakangi dan janganlah kamu saling mendengki, dan jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara. Tidak boleh bagi seorang muslim memencilkan (tidak berbaik) dengan temannya lebih dari tiga hari. (Riwayat Malik dari Anas bin Malik)
2. Hendaklah berjalan secara wajar, tidak dibuat-buat dan kelihatan angkuh atau sombong, dan lemah lembut dalam berbicara, sehingga orang yang melihat dan mendengarnya merasa senang dan tenteram hatinya.
Berbicara dengan sikap keras, angkuh, dan sombong dilarang Allah karena gaya bicara yang semacam itu tidak enak didengar, menyakitkan hati dan telinga. Hal itu diibaratkan Allah dengan suara keledai yang tidak nyaman didengar.
Yahya bin Jabir ath-tha'i meriwayatkan dari Gudhaif bin haris, ia berkata, "Aku duduk dekat 'Abdullah bin 'Amr bin al-'ash, maka aku mendengar ia berkata:
'Sesungguhnya kubur itu akan berbicara dengan orang yang dikuburkan di dalamnya, ia berkata, 'Hai anak Adam apakah yang telah memperdayakan engkau, sehingga engkau masuk ke dalam liangku? Tidakkah engkau mengetahui bahwa aku rumah tempat engkau berada sendirian? Tidakkah engkau mengetahui bahwa aku tempat yang gelap? Tidakkah engkau mengetahui bahwa aku rumah kebenaran? Apakah yang memperdayakan engkau sehingga engkau masuk ke dalam liangku? Sesungguhnya engkau waktu hidup menyombongkan diri."
Sederhana atau wajar dalam berjalan dan berbicara bukan berarti berjalan dengan menundukkan kepala dan berbicara dengan lunak. Akan tetapi, maksudnya ialah berjalan dan berbicara dengan sopan dan lemah lembut, sehingga orang merasa senang melihatnya.
Adapun berjalan dengan sikap gagah dan wajar, serta berkata dengan tegas yang menunjukkan suatu pendirian yang kuat, tidak dilarang oleh agama.
Menurut suatu riwayat dari 'Aisyah r.a. bahwa : beliau melihat seorang laki-laki berjalan menunduk lemah, seakan-akan telah kehilangan kekuatan tubuhnya, maka beliau pun bertanya, "Mengapa orang itu berjalan terlalu lemah dan lambat?" Seseorang menjawab, "Dia adalah seorang fuqaha yang sangat alim." Mendengar jawaban itu 'Aisyah berkata, "Umar adalah penghulu fuqaha, tetapi apabila berjalan, ia berjalan dengan sikap yang gagah, apabila berkata, ia bersuara sedikit keras, dan apabila memukul, maka pukulannya sangat keras."
Kesimpulan :
Dari Q.S Luqman ayat 18 dan 19 bahwa yang dimaksud mengenai larangan berprilaku sombong hendaknya seorang muslim untuk:
(a). Mengingatkan untuk tidak memalingkan muka kepada orang yang berbicara dengan wajah yang sombong, angkuh, dan meremehkannya,
(b).Melarang berjalan dimuka bumi ini dengan angkuh dan membanggakan diri,
(c). Memerintah untuk berjalan dengan langkah yang sederhana,
(d). Memerintahkan untuk melunakan suara dalam berbicara.
Adapun esensi ayat adalah Memalingkan wajah ketika berbicara dengan orang lain, merupakan ciri-ciri kesombongan pada sikap. Berjalan dengan angkuh, membanggakan diri dan pamer kepada orang lain, merupakan ciri-ciri kesombongan yang ditimbulkan pada perbuatan. Berbicara dengan nada tinggi dan pembicaraan yang tidak bermakna, merupakan ciri-ciri kesombongan pada ucapan atau lisan.
Tips untuk menyadarkan diri dari sifat sombong ini adalah :
(a). Memperkuat iman dan keyakinan dengan mengingatkan bahwa keturunan, kecantikan atau ketampanan, harta kekayaan, dan pengetahuan adalah bagian dari amanah Allah,
(b). Membina keyakinan bahwa anugerah yang diberikan Allah dapat dipertanggung jawabkan,
(c). Membiasakan dan menanamkan pribadi muslim untuk saling menghargai, mendekatkan diri kepada Allah, mensyukuri nikmat Allah, membiasakan bersedekah, bergaul dengan baik, sederhana dalam berpenampilan, sedikit dalam berbicara, memberi salam, dan bertutur kata yang baik.
(d). Jika merasa kesombongan dalam diri perbanyak dzikir dan berdoa meminta agar dijauhkan dari sifat sombong, riya, hasad, ujub.
Adapun sumber lain yang bisa mendukung penjelasan diatas yaitu, dikutip dari laman tafsirweb.com menjelaskan beberapa tafsiran mengenai ayat ini. Silahkan disimak.
Tafsir Quran Surat Luqman Ayat 18
Dan janganlah kamu memalingkan wajahmu dari manusia karena kesombongan, dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan congkak dan membanggakan diri, sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang congkak dalam berjalan, yang berbangga dengan segala kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah kepadanya serta menyombongkannya di atas manusia, ia tidak mensyukurinya, justru ia mengingkarinya.
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
Dan jangan memalingkan wajahmu dari manusia bila kamu berbicara dengan mereka atau mereka berbicara kepadamu dalam rangka merendahkan mereka atau karena kamu menyombongkan diri atas mereka. Dan jangan berjalan di muka bumi di antara manusia dengan penuh kesombongan dan keangkuhan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri dalam penampilan dan ucapannya.
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
18. Janganlah kamu memalingkan wajah dari orang-orang karena bermaksud sombong. Juga jangan berjalan di atas bumi dengan angkuh. Maksudnya adalah Allah melarang kesombongan, Allah akan mengazab orang-orang yang sombong. Ikhtiyal adalah sombong, adapun Alfakhr adalah bangga atas harta, kemuliaan/pangkat dan kekuatan. Almurh adalah kegembiraan yang sangat disertai dengan keangkuhan.
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Berkata Lukman kepada anaknya : Wahai anakku, janganlah engkau palingkan wajahmu, mencondongkan dan abai dengan sombong kepada manusia, janganlah berjalan dengan sombong atas dirimu, ketahuilah bahwasanya Allah tidaklah mencintai manusia yang sombong kepada manusia yang lainnn, tidak juga mencintai berbangga diri kepada manusia dengan ucapan, kemulian dan kemampuan.
An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Yakni janganlah kamu memalingkan wajahmu dari manusia ketika kamu berbicara dengan mereka atau mereka berbicara denganmu sebagai sikap perendahanmu terhadap mereka. Zaid bin Aslam mengatakan, “Janganlah kamu berbicara sambil berpaling.” Bangga dengan nikmat, tetapi lupa dengan yang memberikan nikmat, serta ujub kepada diri sendiri. Pada diri dan sikapnya lagi membesarkan diri. Dengan ucapannya.
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Dan janganlah kamu sombong. Janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia secara congkak dan janganlah berjalan di muka bumi dengan angkuh. Bersikaplah tawaduk dan rendah hati kepada siapa pun.
Sungguh, Allah tidak menyukai dan tidak pula melimpahkan kasih sayang-Nya kepada orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. 19. Dan jika engkau melangkahkan kakimu, sederhanakanlah dalam berjalan, jangan terlalu cepat atau terlalu lambat. Dan lunakkanlah suaramu ketika sedang berbicara agar tidak terdengar kasar seperti suara keledai, karena sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. '.
Wallahu a'lam..
Demikianlah pembahasan kita kali ini, semoga kita semua bisa belajar dan terus memperbaiki diri menjadi pribadi yang semakin baik dari hari ke hari. Aamiin.
Referensi (Kamis, 16 April 2020) :
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/pai/article/view/3777
https://quranweb.id/31/18/
https://risalahmuslim.id/quran/luqman/31-18/
https://tafsirweb.com/7502-quran-surat-luqman-ayat-18.html
Sumber gambar: pinterest
Cara Mendeteksi Sifat Sombong atau Angkuh dalam Dirimu. Sudah Cek, Ada ??
Reviewed by Annisa Wally
on
02:43
Rating:
No comments: