[CINTA VS OBSESI] : Apakah Benar Cinta itu Dasyat Sampai Bisa Membuat Hati dan Pikiran Menjadi Buta ?
Menjalani sebuah hubungan apalagi hubungan dalam percintaan akan selalu ada ujian. Tapi, kembali lagi ujian itu bisa dijalani bersama atau malah memilih untuk berpisah.
Banyak kisah percintaan yang sudah saya dengarkan, curhatan teman-teman, keluarga, dan juga kisah-kisah yang diceritakan diberbagai media sosial dan buku-buku percintaan.
Kadang yah rumit amat yah. Udududududu tapi inilah yang membuat manusia menjadi berbeda.
Jika membahas tentang cinta. Cinta adalah anugrah terindah yang di titipkan Tuhan kepada hati setiap manusia. Bahkan manusia ada karena pasangannya juga ada.
Ada yang bilang cinta itu buta. Lah kok masa iya?
Yang buta bukan cintanya karena cinta adalah hasrat yang tertanam dalam hati setiap jiwa.
Cinta harus di ikat dalam ikatan yang suci yaitu pernikahan. Pernikahan adalah bukti sakral dan memiliki makna mendalam dalam sebuah hubungan.
Benar saja, tak ada yang sempurna dalam cinta karena ia hadir diantara dua insan yang berbeda untuk saling mengasihi, menyayangi dan melengkapi.
Terlanjur Cinta (Melakukan apapun tanpa peduli dengan diri sendiri dan orang lain)
Dari berbagai kisah yang saya sudah baca, dan saya juga pernah mengalaminya. Membuat diri makin berhati-hati memulai dan menjalaninya.
Bagaimana tidak, kalian bisa lihat sendiri kini pergaulan bebas sungguh seperti hal yang biasa-biasa saja, nikah muda tanpa ilmu atau persiapan kini mulai di sah-sahkan saja. Pada akhirnya perceraian tertinggipun terjadi dimana-mana.
Terlanjur cinta katanya? Lantas menghalalkan berbagai cara untuk selalu bersama.
Ada kisah dimana cinta mereka tak direstu orang tua. Akhirnya melarikan diri dan menikah jauh dari keluarga dan tanpa restu orang tua.
Ada juga yang memilih untuk langsung membuat anak, dengan dalih agar segera direstui tuk menikah.
Ada juga yang sudah tau pasangannya itu sudah menikah atau berumah tangga dan memilih masih ingin tetap bersama. (memilih menjadi pelakor atau pebinor)
Ada yang memilih bunuh diri karena cintanya berujung pada pengkhianatan.
Ada juga yang terguncang jiwanya karena pasangannya menikah tiba-tiba.
Astagfirulllah. Banyak hal yang bisa kita ambil dari kisah-kisah orang lain diatas.
Intinya tak ada dalih “terlanjur cinta” dalam cinta yang tertuntun kepada jalan Sang Kuasa. Apalagi alasan itu dilakukan untuk menyakiti diri sendiri, merugikan diri sendiri, dan juga merugikan orang lain.
Nauzubillah..
BACA JUGA :
Cinta Memang Dasyat ( Membutakan hati dan pikiran )
Apakah benar cinta itu dasyat sampai-sampai bisa membuat hati dan pikiran menjadi buta ?
Saya kini penasaran bagaimana dunia psikologi memandang fenomena jatuh cinta serta bagaimana keberadaan logis dari perasaan yang dinamakan cinta?
Ternyata cinta sudah menjadi objek penelitian sejak lama.
Menurut sejarahnya, banyak yang ingin memahami dan mencoba mengerti apa itu cinta. Akan tetapi, pada akhirnya kesimpulannya bahwa cinta itu kompleks, misterius, tak berwujud, dan sulit untuk dipahami maknanya secara keseluruhan.
Tuh kan, ternyata dibalik film horor, ada yang lebih horor dan misteri juga. Ehehehe..
Ternyata cinta yang membutakan hati dan pikiran adalah sebuah obsebsi.
BACA JUGA : Alasan-alasan Psikologis Kenapa Seseorang Suka Mencintai Orang Lain yang Tak Bisa Dimiliki
Dimana obsesi disini dikutip dari laman psychology.binus.ac.id menjelaskan :
Bagi orang yang terobsesi dengan objek cintanya, penolakan sangat menyakitkan karena ia cenderung menggantungkan dirinya ke si objek cinta.
Orang yang terobsesi melakukan usaha mendekati objek cinta, untuk kepentingannya sendiri, agar merasa lega. Ia tidak terlalu peduli, apakah si objek cinta suka atau tidak, nyaman atau tidak.
Bahkan, tak segan melanggar privasi si objek cinta, dengan cara stalking atau membuka telepon genggam tanpa sepengetahuan pemilik.
Orang yang terobsesi juga cenderung jatuh cinta dengan “bayangan si objek cinta” yang ia buat di benaknya sendiri. Bukan jatuh cinta dengan diri si kekasih sesungguhnya.
Hubungan yang sehat dan dilandasi cinta bukan saja dipenuhi hasrat ingin bertemu, tetapi juga diwarnai kedekatan emosional dengan sang kekasih.
Saat jatuh cinta, seseorang mulai nyaman berbagi, menunjukkan rasa kasih sayang dan mendukung kekasihnya.
Hasilnya, ia makin memahami diri sang kekasih. Makin memahami jika suatu saat si kekasih tak bisa menemani karena hal yang juga penting baginya.
Pada titik ini, cinta akan membebaskan pasangannya, bahkan mendukung si pasangan untuk meraih mimpi.
Jadi, Kesimpulannya :
cinta yang sehat menerima pasangan apa adanya, mengijinkan pasangan menjadi diri sendiri, sambil merajut kisah berdua. Cinta yang sehat juga menghormati keputusan dari si kekasih.
Kalau akhirnya si kekasih memutuskan hubungan, orang dengan cinta yang sehat akan bersedih, patah hati, tapi pada akhirnya belajar menerima, asalkan orang yang ia cintai bahagia dengan caranya sendiri. Sedangkan obsebsi yah kebalikan dari semuanya.
Demikianlah pembahasan kita kali ini, semoga bermanfaat yah..
Wallahu a’lam..
Referensi tulisan :
https://pijarpsikologi.org/ini-loh-tipe-tipe-cinta-menurut-sternberg/
https://psychology.binus.ac.id/2017/03/16/8368/
https://dosenpsikologi.com/psikologi-cinta
Gambar : pinterest.com
https://id.pinterest.com/pin/110549365839862914/
https://id.pinterest.com/pin/824581013011197663/
https://id.pinterest.com/pin/809451733015248671/
https://id.pinterest.com/pin/701154235718213844/
https://id.pinterest.com/pin/824581013011197663/
https://id.pinterest.com/pin/809451733015248671/
https://id.pinterest.com/pin/701154235718213844/
[CINTA VS OBSESI] : Apakah Benar Cinta itu Dasyat Sampai Bisa Membuat Hati dan Pikiran Menjadi Buta ?
Reviewed by Annisa Wally
on
05:54
Rating:
No comments: