Apa yang ada dalam pikiranmu ketika membaca kata mapan? Kemapanan seseorang tidak hanya bisa dilihat dari segi finansialnya saja misalnya, sudah memiliki rumah, mobil, motor, uang, dan sebagainya.
BACA JUGA : [Untuk Wanita] : Semanis Apapun Ucapan Lelaki, Jika Dia Tak Punya Tujuan yang Jelas Tuk Menghalalkanmu, Lebih Baik Tinggalkan
Dari laman sosial media IG: @nikahbutuhilmu, saya terinspirasi untuk membahas ini, sebab ini sangat penting diketahui bagi saya, kamu, kita, kalian dan siapapun yang “kebelet nikah”.
Jika kita membahas tentang kemapanan, maka Mapan untuk menikah, bukan semata-mata yang hanya bisa menjamin adalah harta. Tapi, juga harus mapan dari segi mental, spiritual.
Harta kekayaan bisa dicari, namun bagaimana dengan mental dan kemapanan secara spiritual seseorang pasangan kita kelak ?
Namun, sayang sekali dizaman seperti ini tidak banyak yang melihat kemapanan untuk menikah hanya dari segi finansialnya saja.
Untuk kamu yang memiliki niat menikah dan sedang dalam proses pernikahan, semoga Allah mudahkan setiap langkah yang kalian sedang usahakan.
Perlu ada sebuah tekad yang harus ditumbuhkan, tekad kuat untuk giat dalam bekerja terutama bagi kalian para lelaki. Sebab, ingatlah tanggungjawab kalian adalah memberi nafkah kepada kelurga dimana posisi kalian adalah kepala keluarga.
Usahakan semua pendapatan yang kita hasilkan adalah pendapatan dari pekerjaan yang halal.
Ohiya, perlu diingat juga, bahwa berkahnya sebuah rumah tangga salah satunya berasal dari hasil pekerjaan yang dijadikan nafkah keluarga. Semoga kita semua dimudahkan dalam mencari rejeki yang selalu halal yah..
Untuk para lelaki, pastikanlah dirimu memahami tanggungjawabmu kelak dalam rumah tangga, tanggungjawabmu sebagai seorang suami seperti apa? Ini hal yang sangat penting sebab kamulah yang akan mengarahkan istri dan anak-anakmu kelak.
Begitu juga kalian para lelaki harus memahami cara mendidik istri dan anak-anak haruslah dibimbing dengan pemahaman agama agar kelak semakin besar ketaqwaan mereka kepada Allah Ta’ala.
Mari kita lanjut lagi pembahasan soal “KEMAPANAN”. Sepintas kita akan berpikir lagi pada sejumlah materi (harta yang dimiliki).
Ketahulah bahwa ukuran mapan tidak hanya soal materi saja. Bayangkan saja jika ada seseorang yang sudah mapan dari segi finansial (keuangan), namun ternyata dia tak mapan dalam mengatur emosinya? Hal ini berlaku bukan hanya dari pihak lelaki namun, pihak wanita juga harus memiliki ini. Sebab, pernikahan akan dijalani oleh kalian berdua.
Bayangkan lagi, jika ada yang mapan dari segi materi, emosi namun dia tak mapan dalam membina keluarganya ?
Bagi lelaki, itulah sesungguhnya letak harga dirinya sebagai seorang suami kelak. Terlihat dari sejauh mana dia dinilai dari bagaimana caranya ia mendidik, memperjuangkan, mencari nafkah dan ikhlas dalam menghadapi keluarganya.
Bagi wanita, harga dirinya terletak dari bagaimana dia mampu menjadi seorang istri yang pandai bersyukur, penyabar, penyayang dalam melayani dan mendidik anak-anaknya kelak.
Tentu saja semua yang dilakukan harus mengutamakan keridoan Allah Ta’ala sebagai satu hal yang paling utama. Jika kedua pasangan ini memiliki ciri tersebut maka niscaya Allah Ta’ala akan semakin membukakan pintu rejekiNya. InsyaAllah. Aamiin
Dalam hal ini kita tidak akan memperdebatkan kemapaman masing-masing lelaki yah.
Namun, mari kita memahami kemapanan seorang lelaki, dimana hal ini sebenarnya sangat sederhana.
Lelaki wajib memiliki sebuah tekad dalam dirinya bukan hanya dalam dirinya saja tapi sampai ke dalam jiwanya tuk bersungguh-sungguh dalam segala ikhtiar menjemput rejekinya.
Jadi, intinya apa sih sebenarnya definisi mapan itu ? karena saya yakin kalian memiliki definisi mapan yang sudah berbeda-beda sejak awal.
Beberapa standar mapan jika dilihat secara berbeda-beda misalnya gini :
Ada yang merasa sudah mapan ketika dia sudah memiliki rumah, tabungan atau kendaraannya sendiri.
Ada juga nih yang merasa sudah mapan ketika sudah memiliki pekerjaan dimana mampu tuk memenuhi segala kebutuhan pangannya secara mandiri. Sekalipun dia belum memiliki rumah, tabungan yang melimpah dan juga mobil.
Pada kenyataannya nih banyak lelaki yang siap untuk menghalalkan pasangan kekasihnya tapi pekerjaannya masih tidak jelas, kadang malas lebih banyak daripada rajinnya.
Kebanyakan suka cari yang instan saja, hingga berpikir untuk mencari pekerjaan apa saja tanpa memikirkan halal dan haramnya.
Hal ini sangat berbahaya ketika hanya ingin berumah tangga namun tak memiliki pemahaman ini, atau jangan-jangan hanya sekedar menikah untuk memuaskan hawa nafsu semata ?
Lelaki yang benar-benar serius dan siap untuk menikah adalah lelaki yang paham bahwa dia akan sepenuhnya bertanggungjawab atas keberkahan rejeki untuk keluarganya kelak.
Banyak yang pandai ngomong gini : “ menikah adalah salah satu terbukanya pintu rejeki. Nikah dulu aja, soal rejeki urusan belakang”.
Maaf, bukan bermaksud meragukan keyakinan kepada Allah Ta’ala. Tapi, pernahkah kalian berpikir bahwa orang yang mengatakan hal itu adalah dia yang tidak memilki tujuan dalam pernikahannya?
Jika memang dia benar-benar siap menikah maka, dia akan berpikir untuk berusaha semaksimal mungkin menjemput rejekinya terlebih dahulu sebelum memilih untuk menikah.
Sangat benar sekali, menikah adalah salah satu jalannya sebuah rejeki, hanya saja sudahkah kamu memiliki kuncinya ?
Siapkanlah dulu kuncinya terlebih dahulu. Kunci itu akan menunjukkan ketangguhan dirimu sebagai seorang pemimpin dalam membangun kelurgamu kelak.
Coba sesekali perhatikan, banyak diluar sana entah mungkin ada juga dalam lingkungan terdekat kita. Lelaki mengatakan siap menikah namun sayangnya sambil diiringi dengan banyak keluhan bahwa ia tidak memiliki penghasilan. Dia beranggapan bahwa menikah akan membuka pintu rejeki dan Allah akan memberikannya itu. Santuy aja. (Ingatlah, Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, jika kaum itu tak merubahnya).
Padahal kuncinya saja dia tak miliki bagaimana caranya pintu itu terbuka?
So, kesimpulannya : ukuran kemapanan sebelum pernikahan adalah mapan dalam mencari dan memiliki pekerjaan yang halal, mapan secara segi emosional, dan mapan secara spiritual (agama).
Semoga bagi kalian yang belum menikah, diberi kemudahan dalam mencari dan mendapatkan rejeki yang halal, diberi pemahaman secara emosional dan juga secara spiritual. Aamiin.
Semoga tulisan ini bermanfaat yah..
Wallahu a’lam..
Referensi :
IG: @nikahbutuhilmu
Gambar : Pinterest
https://id.pinterest.com/pin/501729214741052838/
https://id.pinterest.com/pin/855332154209267858/
https://id.pinterest.com/pin/702631979353432095/
https://id.pinterest.com/pin/809451733015248671/
https://id.pinterest.com/pin/609534130805835278/
https://id.pinterest.com/pin/594475219550389975/
https://id.pinterest.com/pin/855332154209267858/
https://id.pinterest.com/pin/702631979353432095/
https://id.pinterest.com/pin/809451733015248671/
https://id.pinterest.com/pin/609534130805835278/
https://id.pinterest.com/pin/594475219550389975/
[Nikah Butuh Ilmu] : Standar “MAPAN” untuk Menikah
Reviewed by Annisa Wally
on
08:31
Rating:
No comments: