[SAMPEL DARAH] : Cara Rapid Test Corona Di Indonesia Untuk Mendeteksi Kadar Antibodi

Pembahasan kali ini masih dalam lingkup virus Covid- 19 dimana korban terus bertambah tiap harinya.

Dipembahasan kemarin saya sempat membahas tentang test corona ini. Salah satu negara mencari tahu hasil dari rapid test itu sendiri dengan mengubah sampel seperti kambing, domba, pisang, mangga, bahkan oli dan hasilnya adalah positif.


Berbeda dengan Indonesia, rapid test dilakukan dengan menggunakan sampel darah pasien secara langsung.

Secara singkat nih rapid test corona merupakan pemeriksaan yang dilakukan skrining awal infeksi virus Corona pada orang yang berisiko tinggi.

Rapid test corona di Indonesia sendiri menggunakan sampel darah untuk mendeteksi kadar antibodi imunoglobulin terhadap virus dalam tubuh.

Sebagaimana dilansir dari laman sehatq.com , antibodi merupakan protein yang dibentuk oleh sistem kekebalan tubuh manusia untuk melawan bakteri, virus, dan benda asing lainnya.

Pada rapid test corona, dua jenis imunoglobulin di bawah ini akan diperiksa:


a. Immunoglobulin G(IgG)

IgG adalah jenis antibodi yang paling umum ditemukan dalam darah dan cairan tubuh lainnya. Antibodi ini akan menyimpan memori terkait bakteri atau virus yang pernah masuk ke tubuh, sehingga dapat memberi perlindungan terhadap infeksi selanjutnya.

b. Imunoglobulin M(IgM)

Tubuh menghasilkan IgM setelah terpapar oleh bakteri atau virus untuk pertama kalinya. Oleh karena itu, antibodi ini merupakan perlindungan pertama terhadap suatu infeksi.

Ketika tubuh pertama kali terinfeksi, kadar IgM akan meningkat. Kadar ini lalu menurun seiring meningkatnya kadar IgG untuk memberi perlindungan jangka panjang terhadap infeksi.

Jadi, Siapa saja sih yang perlu melakukan rapid test corona ?


Dikutip dari laman alodokter.com menjelaskan bahwa  ternyata Tidak Semua Orang Dapat Melakukan Rapid Test.

Karena keterbatasan alat, tidak semua orang dapat menjalani prosedur ini secara serentak. Sejauh ini, pemeriksaan hanya diprioritaskan untuk orang yang lebih berisiko terkena COVID-19. Kriterianya antara lain adalah:
  1. Orang dalam pengawasan, yaitu yang memiliki demam ≥ 380C atau gejala gangguan sistem pernapasan, seperti pilek, batuk, dan sesak napas, serta memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal, baik di Indonesia maupun luar negeri
  2. Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus pasien dalam pengawasan (PDP)
  3. Orang yang memiliki riwayat kontak dengan pasien yang terkonfirmasi atau kemungkinan besar positif COVID-19
  4. Masyarakat dengan risiko tertular paling tinggi, seperti petugas kesehatan di rumah sakit yang menangani COVID-19
  5. Masyarakat yang bekerja di puskesmas atau klinik, serta masyarakat dengan profesi yang interaksi sosialnya tinggi (TNI, polisi, pejabat publik, ulama, petugas bandara, atau pedagang pasar)

Jika ada yang bertanya, Berapa harga rapid test corona?


Sudah ada beberapa fasilitas kesehatan yang dapat melakukan tes ini. Harga rapid test corona mulai dari Rp. 350.000 atau lebih dikarenakan tes ini dapat bervariasi tergantung dengan paket yang ditawarkan oleh fasilitas kesehatan masing-masing. Biasanya, tes ini dilakukan bersamaan dengan beberapa tes lainnya seperti rontgen thorax dan tes darah.

Kenapa rapid test corona perlu dilakukan?


Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia, pasien dalam pengawasan (PDP) dengan hasil rapid test corona positif perlu dianjurkan ke rumah sakit rujukan COVID-19 guna menjalani pemeriksaan PCR.

Karena itu, rapid test menjadi tes skrining awal dan pemeriksaan PCR tetap menjadi tes konfirmasi dalam mendeteksi corona.

Apa kelemahan dari rapid test dan Benarkah hasil rapid test tidak akurat ?


Jadi, Masalah utamanya adalah tingkat akurasi hasil rapid test yang rendah, bahkan pada orang dengan gejala. Hal ini mengakibatkan banyak pihak yang melakukan rapid test positif, tapi ternyata tidak terinfeksi atau sebaliknya.

Pemerintah sudah mengakui ketidakakuratan dan ketidakefektifan rapid test dan berencana memperbanyak tes yang menggunakan sampel dari lendir hidung atau tenggorokan dengan tes  real-time reverse transcriptase Polimerase Chain Reaction (rRT-PCR) untuk mendeteksi virus di molekul RNA. Tes PCR lebih akurat mendeteksi virus dibanding tes diagnostik cepat.


Kelemahan lain dari rapid test adalah kurang peka dalam mengidentifikasi keberadaan virus SARS-CoV-2. Virus tersebut mirip dengan virus lain, sehingga sering kali tes diagnosis cepat salah dalam mengidentifikasinya dan menghasilkan hasil tes positif palsu, artinya orang yang tidak terinfeksi virus SARS-CoV-2 bisa terdeteksi positif.

So, kesimpulannya apa yah?

Kita perlu memahami bahwa hasil positif dari rapid test tidak menjadikan seseorang dapat dikatakan menderita COVID-19. Hasil positif harus dikonfirmasi dengan tes PCR yang direkomendasikan WHO untuk memastikan apakah yang terdeteksi betul-betul berkaitan dengan penyakit COVID-19.

Demikian juga ketika hasilnya negatif. Hasil negatif pada pasien yang terinfeksi COVID-19 harus diikuti dengan isolasi dan pemeriksaan ulang rapid test antibodi 7-10 hari kemudian. Jika negatif, baru dianggap virusnya tidak terdeteksi.

Wallahu a’lam..

Referensi :

https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/26/201700865/soal-rapid-test-di-indonesia-siapa-yang-dites-dan-bagaimana-prosesnya-

https://theconversation.com/memahami-cara-kerja-rapid-test-covid-19-yang-hasilnya-bisa-tidak-akurat-135211

https://www.sehatq.com/tindakan-medis/rapid-test-corona

https://www.alodokter.com/kenali-apa-itu-rapid-test-untuk-virus-corona

Gambar : pinterest

https://id.pinterest.com/pin/695595104936706568/
https://id.pinterest.com/pin/862439397380987740/
https://id.pinterest.com/pin/862439397380987750/
https://id.pinterest.com/pin/325807354289467763/
https://id.pinterest.com/pin/625085623268473639/
https://id.pinterest.com/pin/831336412452714881/
[SAMPEL DARAH] : Cara Rapid Test Corona Di Indonesia Untuk Mendeteksi Kadar Antibodi [SAMPEL DARAH] : Cara Rapid Test Corona Di Indonesia Untuk Mendeteksi Kadar Antibodi Reviewed by Annisa Wally on 19:06 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.