APAKAH BISA DIKATAKAN BERJODOH JIKA SUDAH MENIKAH ?


Apakah bisa dikatakan berjodoh jika sudah menikah? 

Ada banyak kisah dari mereka diluar sana yang sudah menikah. Namun, ragu apakah pasangan yang ia nikahi adalah jodohnya.

Dalam grub WA, aku dan teman-teman sempat bertukar pendapat tentang ini. Awalnya pembahasan tentang nikah-nikah. Berawal dari jawaban teman “gimana mau nikah jodoh aja belum ada”. Sontak Aku menjawab “justru itu, nikah”. 

Suasana grup makin gadung, banyak argumen silih berganti diselingin stiker-stiker lucu, dan kata-kata lelucon. 

Tiba-tiba teman bertanya, “gimana nis kalau sudah nikah tapi cerai?”. Aku menjawab “berarti itu jodoh sementara”. Hehehhee

Kalau kalian sendiri gimana, apa yang menjadi tolak ukur seseorang atau pasangan kita saat ini adalah jodoh kita??


Nah, pembahasan kali ini Aku akan mencari tau dan berusaha menjawab pertanyaan :

“Apakah bisa dikatakan jodoh jika sudah menikah?”

Menjawab tentu perlu ada dasar-dasar agar apa yang kita jelaskan berpengaruh kuat dan yang menerima jawab akan merasa puas, ye kan? 

Jodoh Berbeda Dengan Pernikahan
 Dari laman nakita.grid.id menjelaskan bahwa jodoh berbeda artinya dengan pernikahan. Maksudnya bahwa jodoh adalah sebuah kecocokan, sedangkan pernikahan adalah sebuah pilihan.

So, kalian akan dianggap keliru jika pasangan yang kalian nikahi akan menjadi jodoh kalian. 

Pernikahan adalah adanya ikatan batin antara lelaki dan wanita. Dimana dalam pernikahan memiliki tujuan untuk membangun bahterah rumah tangga yang bahagia dan kekal.

Menurut seorang psikologi dari Universitas Indonesia Evelyn Suleeman, MA menjelaskan bahwa untuk masuk dalam ranah pernikahan, bukan hanya cocok dan serasi saja sebab itu tak cukup. Butuh komitmen dan penyesuian juga.

Contohnya gini ada kisah seorang pasangan yang nikah sudah 10 tahun. Namun, memutuskan untuk bercerai secara baik-baik dengan alasan pasangan yang ia kenal tidak mengimbanginya, lambat laun tidak memiliki kecocokan lagi. Awalnya kenalan terasa sempurna namun, semenjak menikah malah menjadi malapetaka.


Jadi, apa saja tandanya jika yang kamu nikahi adalah jodohmu ?


1. Untuk dapat mengenali jodoh, harus mengenali diri sendiri

2. Pernikahan dengan pasangan yang juga jodoh kita adalah pernikahan yang sangat kuat, hubungannya selalu berjalan positif

3. Selalu mengutamakan kepentingan bersama dan juga kepentingan pasangan

4. Pasangan merupakan cerminan diri sendiri

5. Menikah dengan jodoh diisi dengan kejujuran dan dukungan

6. Adanya mutualitas dan keakraban dengan pasangan yang sudah dinikahi

7. Pernikahan yang berjalan sehat, bergairah, dan harmonis8. Saling bahagia melihat perkembangan dan pertumbuhan satu sama lain

9. Siap menerima apa adanya pasangan dan membawa hubungan ke arah yang lebih baik

10. Menghargai komitmen bersama pasangan

Berikut kiat pernikahan yang bahagia : 

Sama-sama berjuang.

Ingat Komitmen yang telah dibentuk untuk pernikahan.


Romantislah!


Hmm... entahlah untuk masalah kek gini, aku sendiri juga ngak bisa berkomentar panjang lebar karena dari masing-masing kita memiki kisah tersendiri. Apalagi aku sendiri juga belum menikah hehhehhe.... 

Kita lanjut kepenjelasan lebih konkrit yuks.. 

Pandangan jodoh dalam kacamata Islam
Sebagai umat Islam kita dituntut untuk mengetahui hal-hal yang sudah menjadi takdir kita sejak awal.

Misalnya tentang jodoh. Nah, Dikutip dari laman dalamislam.com menjelaskan pandangan tentang jodoh baik yang ada dalam Al-Qur’an , dan Hadist.  Nyoook mari disimak bersama. 


Ayat Al-Quran tentang Jodoh
 Terlepas dari itu semua, Allah sudah membocorkan rahasia tentang pasangan hidup kita dalam Al-Quran, sebagaimana firmannya :


وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنْ أَزْوَٰجِكُم بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ ۚ أَفَبِٱلْبَٰطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ ٱللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ

“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?””(QS.An-Nahl:72)

Ayat di atas menunjukkan bahwa jodoh adalah salah satu rezeki atau nikmat yang diberikan Allah kepada kita.

اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ

“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik" (QS. An Nur:26)

Dari ayat di atas dapat kita pahami bahwa sesungguhnya kita dapat memilih jodoh kita sendiri dengan mengubah diri kita sendiri.

Hadist tentang Jodoh

Berikut adalah beberapa hadits tentang jodoh yang perlu kamu ketahui, antara lain:

”Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya…” [Diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim]

Hadist di atas memberitahukan kita bahwa jalan hidup kita telah ditulis jauh sebelum kita dilahirkan, tapi kita lah yang berusaha menentukan siapa jodoh kita sesungguhnya,

Dari Ubaid bin Sa’ad, Rasulullah saw bersabda: 

“Siapa yang menyukai fitrahku hedaknya ia bersunnah dengan sunnahku, dan termasuk sunnahku adalah menikah.” (HR. Abu Ya’la – Husain Salim Asad)

Dari Abdullah bin Mas’ud ra, Rasulullah saw bersabda: 

Wahai para pemuda, siapa-siapa di antara kalian yang mampu ba’ah (memberi tempat tinggal) hendaknya ia menikah, sungguh nikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan siapa-siapa yang belum mampu ba’ah maka hendaknya ia berpuasa, sungguh puasa itu akan menjadi perisai baginya.” (Muttafaq ‘Alayh – lafazh milik Muslim)

Rasulullah SAW sendiri juga telah menganjurkan bagi umatnya untuk segera menikah ketika ia telah sanggup.

Dalam hubungan berumah tangga, pastilah kita mengharapkan hubungan yang langgeng, bahagia dan terus bersama hingga maut memisahkan. 

Masalah dalam kehidupan berumah tangga memang pasti ada. Namun, sebagai pasangan suami istri yang telah berkomitmen di hadapan Allah haruslah berusaha untuk menyelesaikan segala permasalahan rumah tangga bersama-sama.

 Sayangnya, dewasa ini makin banyak pasangan suami istri yang merasa bahwa permasalahan mereka tidak akan terselesaikan kecuali dengan bercerai.

Menurut syariat Islam, cerai adalah melepaskan ikatan perkawinan atau putusnya hubungan perkawinan antara suami dan istri. dengan adanya perceraian ini, maka gugurlah hak dan kewajiban mereka sebagai suami dan istri. artinya, mereka tidak lagi boleh berhubungan sebagai suami istri, menyentuh atau berduaan, sama seperti ketika mereka belum menikah dulu.

Islam memang mengizinkan perceraian, tapi Allah membenci perceraian itu. Itu artinya, bercerai adalah pilihan terakhir bagi pasangan suami istri ketika memang tidak ada lagi jalan keluar lainnya. 

Dalam surat al Baqarah ayat 227 disebutkan:

 “Dan jika mereka berketetapan hati hendak menceraikan, maka sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”  

Ayat tentang hukum perceraian ini berlanjut pada surat al Baqarah ayat 228 hingga ayat 232.

Dalam ayat-ayat surat al Baqarah di atas, diterangkan aturan-aturan mengenai hukum talak, masa iddah bagi istri, hingga aturan bagi wanita yang sedang dalam masa iddahnya. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa agama Islam memberi aturan yang sangat lengkap tentang hukum perceraian. Tentu saja aturan-aturan ini sangat memperhatikan kemaslahatan pihak suami dan istri dan mencegah adanya kerugian di salah satu pihak.

Tidak hanya di surat al Baqarah, di surat ath-Thalaq ayat 1-7 juga dibahas aturan-aturan dalam berumah tangga. Di situ disebutkan tentang kewajiban suami terhadap istri hingga bagaimana aturan ketika seorang istri berada dalam masa iddah. Dari beberapa ayat yang telah dibahas, maka kita ketahui bahwa dalam Islam perceraian itu tidak dilarang, namun harus mengikuti aturan-aturan tertentu.

Hukum perceraian dalam Islam bisa beragam. Berdasarkan akar masalah, proses mediasi dan lain sebagainya, perceraian bisa bernilai wajib, sunnah, makruh, mubah, hingga haram. 

 Kesimpulannya dari  : "Apakah bisa dikatakan berjodoh jika sudah menikah ?" 

Jawabannya, Insya Allah iya. Sebab yang menjalani bahterah rumah tangga adalah kalian bedua. Pahamilah bahwa jodoh adalah bagian dari diri. Tak lupa juga untuk Berdoa agar pasanganmu menjadi jodoh dunia akhirat. Hal paling penting agar selalu diingat adalah tidak ada pasangan yang sempurna yang ada hanya saling menyempurnakan dan juga Tuhan membenci sebuah Perceraian.  Perceraian juga adalah salah satu gangguan setan dalam sebuah rumah tangga.

Wallahu a’lam.. 

Referensi (Ahad, 22 Maret 2020) :

https://nakita.grid.id/read/02967561/jodoh-sebuah-konsep-yang-berbeda-dengan-pernikahan-ini-sebabnya-kita-tak-selalu-menikahi-jodoh-kita?page=all

https://dalamislam.com/info-islami/takdir-jodoh-menurut-islam

https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/hukum-perceraian-dalam-islam

https://asysyariah.com/jangan-mudah-minta-cerai/

Sumber Gambar : Pinterest
APAKAH BISA DIKATAKAN BERJODOH JIKA SUDAH MENIKAH ? APAKAH BISA DIKATAKAN BERJODOH JIKA SUDAH MENIKAH ? Reviewed by Annisa Wally on 02:46 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.